MENELIK SI KELAS MENENGAH
Penduduk kelas menengah diprediksi sekitar 56,7 persen
dari jumlah penduduk Indonesia, jelas memberikan pengaruh signifikan dalam
perekonomian Indonesia terutama pengeluaran konsumsi rumah tangga. Sejak tahun
2003, pertumbuhan kelas menengah di Indonesia mencapai sekitar 7 persen tiap
tahunnya. Atau, setiap tahun ada sekitar 7 – 8 juta orang ‘naik kelas’ ke
kelompok kelas menengah di Indonesia, bahkan pada tahun 2020 diprediksi
mencapai 9 – 10 juta orang per tahunnya. Segmen kelas menengah ini ditandai dengan
pengeluaran 2 – 20 dolar AS per hari, sehingga menjadi pasar yang paling besar
dan paling menguntungkan di Indonesia.
Survei Standart Chartered Bank menghasilkan 5 perilaku
yang dilakukan kelompok kelas menengah ke atas dalam lima tahun mendatang,
yaitu (1) menabung, (2) membeli mobil baru, (3) menjelajahi dunia, (4) membeli
barang mewah, dan (5) menyediakan pendidikan yang lebih baik bagi anak mereka.
Dari survei ini, 75 persen perilaku kelas menengah di Indonesia lebih memilih
menabung. Sehingga, beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menelisik
perilaku kelas menengah di Indonesia adalah kepemilikan rekening perbankan,
kepemilikan dan transaksi kartu kredit dan e-money (uang elektronik). Tercatat
60 juta orang Indonesia yang memiliki rekening di Bank, 34 persen-nya
bertransaksi dengan kartu kredit, dan jumlah pemakai uang elektronik pada
kisaran 30,4 juta jiwa. Hingga Mei 2014, total transaksi kartu kredit adalah
21,1 triliun rupiah, sedangkan uang elektronik sebesar 270,6 miliar rupiah.
Nilai transaksi uang elektronik rata-rata sebesar 7,7 miliar rupiah per hari.
Penelitian terbaru oleh Middle Class Institute majalah
SWA dan Inventure, menyebutkan bahwa dibandingkan kondisi tahun 2012, kelas
menengah lebih cenderung membelanjakan pendapatannya dibandingkan dengan
menabung. Alokasi belanja keluarga meningkat menjadi 46,9 persen dari 40,6
persen pada tahun 2012, sedangkan alokasi untuk menabung turun menjadi 12
persen dari 14,1 persen pada tahun 2012. Riset ini juga mengungkapkan bahwa
belanja kelas menengah ditopang oleh maraknya kegiatan wisata di wilayah
ASEAN. Hal ini sepertinya sejalan dengan
riset Boston Consulting Group (BCG) yang menjelaskan bahwa Indonesia saat ini
memiliki 45 juta orang yang termasuk kategori kelas menengah yang mampu
membelanjakan uangnya di luar kebutuhan pokok.
Perilaku konsumsi juga mengalami peningkatan baik dari
sisi kuantitas maupun kualitasnya. Riset BCG menyebut orang Indonesia juga
sangat loyal dalam berbelanja terutama untuk makanan dan minuman dengan nilai
konsumsi sekitar 75 miliar dollar AS. Sementara konsumsi untuk pakaian dan
apparel lainnya sebesar 22 miliar dollar AS. Disamping itu, beberapa kebutuhan
seperti konsumsi susu juga diprediksi akan terus meningkat seiring peningkatan
penduduk kelas menengah di Indonesia. Dari sisi kualitas, penduduk kelas
menengah juga mulai memerhatikan kualitas produk yang dibeli seperti produk fashion,
hingga makanan khususnya beras yang menjadi pangan pokok penduduk Indonesia.
Perilaku inilah yang dilirik oleh berbagai kalangan, sehingga dalam beberapa
tahun terakhir bisnis dan kredit ritel terus mengalami peningkatan tiap
tahunnya. Hal ini ditandai juga dengan terus menjamurnya pusat-pusat
perbelanjaan, mulai dari minimarket hingga hipermarket, termasuk jasa-jasa lain
seperti laundry di kota-kota besar.
Pada akhirnya, jumlah dan perilaku konsumsi kelas
menengah yang terus tumbuh tiap tahunnya memberi andil yang signifikan dalam
perekonomian nasional, khususnya pengeluaran konsumsi rumah tangga. Pada
beberapa tahun terakhir mulai terlihat adanya pergeseran pola konsumsi seperti
kemampuan berbelanja di luar kebutuhan pokok, seperti wisata jalan-jalan.
Selain pola konsumsi, perubahan juga mulai terjadi dari sisi transaksinya
dengan penggunaan kartu kredit maupun uang elektronik. Ke depannya, riset media
seperti ini akan dikembangkan untuk menelisik perilaku konsumsi kelas menengah
di Indonesia khususnya dalam hal belanja dan transaksi secara online mengingat
semakin maraknya tumbuh bisnis berbasis online di Indonesia.
0 komentar: