Rehabilitasi dan Reklamasi Pulau Serangan, Bali

04.25 Putu Dharma Yusa 0 Comments

Ada dua riset yang dikerjakan oleh saya dan teman-teman saya tentang dampak megaproyek reklamasi Pulau Serangan dan strategi upaya rehabilitasi ekosistem laut yang dilakukan oleh masyarakat Desa Serangan.

Analisis Korelasi Penerapan Asas Tri Hita Karana terhadap Efektivitas Pelestarian Ekosistem Terumbu Karang di Desa Serangan
I Gede Putu Dharma Yusa, Ni Luh Putu Harta Wedari, dan I Wayan Darya Kartika (2008)

Abstrak:
Bali, merupakan daerah pariwisata yang sangat tersohor di mata dunia. Bagaimana tidak? Citra eksotika Bali tak pernah kunjung surut direproduksi oleh masyarakat Bali yang bertumpu pada pariwisata dan budaya. Namun, ternyata 55% pariwisata telah berdampak negatif terutama terhadap eksistensi lingkungan hidup di Bali. Hal ini terefleksi dalam megaproyek reklamasi Pulau Serangan oleh PT. BTID yang menyebabkan kerusakan parah terumbu karang di Desa Serangan. Mengapa demikian? Bagaimanakah solusi masyarakat Serangan yang telah menerapkan asas Tri Hita Karana dalam merevitalisasi ekosistem terumbu karang di Desa Serangan?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi penerapan asas Tri Hita Karana terhadap efektivitas pelestarian ekosistem terumbu karang di Desa Serangan. Penelitian ini dilaksanakan pada Hari Senin, 18 Agustus 2008 s.d. Hari Minggu, 14 September 2008 di Desa Serangan dalam 6 banjar dengan responden (sampel) berjumlah 100 orang. Analisis data dilaksanakan secara deskriptif kuantitatif-kualitatif dengan teknik korelasi product moment Pearson.
Berdasarkan hasil penelitian, maka terdapat korelasi yang erat (r=0,84) antara penerapan asas Tri Hita Karana dan efektivitas pelestarian ekosistem terumbu karang di Desa Serangan. Penerapan asas Tri Hita Karana yang baik (i=2,657) oleh masyarakat Serangan melalui Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan memberikan pengaruh yang sangat besar (KD=70,56%) bagi efektifnya pelestarian ekosistem terumbu karang di Desa Serangan (i=2,687) dengan divisi pemberdayaan masyarakat pesisir, revitalisasi, dan perlindungan serta pengamanan ekosistem terumbu karang. Hal ini terbukti dengan alih profesi masyarakat menjadi petani terumbu karang mencapai 24%, peningkatan luas areal tutupan terumbu karang mencapai 38-48%, dan peningkatan perlindungan dan pengamanan ekosistem terumbu karang di Desa Serangan.
Kata kunci: Tri Hita Karana, Pelestarian Ekosistem Terumbu Karang, Desa Serangan, dan Reklamasi.

Full Karya Tulis:
(Dapat digunakan dengan menyebutkan sumbernya)


Strategi Integrasi Pecalang-Sekeha Teruna (IPST) Sebagai Wujud Kesadaran Masyarakat Desa Serangan dalam Upaya Pelestarian Penyu dan Penyelamatan Eksostem Laut
I Gede Yuhana Dharma Sasmita, I Gede Putu Dharma Yusa, Mega Dewanty (2007)

Abstrak:
Bali sebagai daerah Pariwisata begitu tersohor di mata dunia. Bagaimana tidak ? Citra eksotika Bali yang demikian tak kunjung surut direproduksi dari tahun ke tahun. Tak pelak buku “The Last Paradise” dengan anak judul “An American’s Discovery of Bali in the 1920” menjadi media kampanye ampuh yang mempromosikan eksotika Bali tanpa kendali. Namun, tanpa disangka pariwisata telah mengeksploitasi berbagai sumber daya alam Bali dimana lingkungan hidup selalu menerima konsekuensi yang tidak ringan. Di tengah krusialnya permasalahan akibat imbas negatif pariwisata di Bali, laut sebagai komponen penting lingkungan hidup menerima ancaman berkelanjutan seiring meningkatnya laju industri pariwisata yang membabi buta. Keadaan tersebut sangat tidak menguntungkan terhadap perkembangan potensi ekosistem laut maupun biota yang hidup di dalamnya sebagai dampak eksploitasi secara besarbesaran.
Mengingat besarnya peranan manusia sebagai fungsi kontrol kelestarian laut diperlukan pelestarian berbasis masyarakat dengan strategi terpadu komponen masyarakat yang secara aktif mengabdi demi kelestarian laut. Prihal tersebut memberikan motivasi untuk lebih mengoptimalkan potensi Lembaga adat di Bali dalam bentuk Pecalang dan Sekeha Teruna dalam upaya pelestarian penyui dan penyelamatan ekosistem laut. Bentuk kinerja yang dilaksanakan yakni perlindungan dan pengamanan, konservasi penyu, rehabilitasi terumbu karang dan pelestarian mengrove serta penegakan hukum dan peraturan adat (awig-awig). Keseluruhan upaya tersebut dilandasi suatu azas kesadaran menuju pelestarian laut; Tri Hita Karana.
Kata kunci: Pariwisata Bali, eksploitasi sumber daya laut, lembaga adat, kinerja pecalang – sekeha teruna.

Full Karya Tulis:
(Dapat digunakan dengan menyebutkan sumbernya)



0 komentar: